Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

RASA

Datang tak disengaja Tak ku catat persisnya Yang ku rasa hanya berbeda Setiap mata ini saling bertemu Seketika ku palingkan Agar tak terlihat rona merah dipipi ini Namun waktu harus ku hargai Karena berjumpa jarang ku temui Dan ku haruskan tangan ini Mendarat mulus disela-sela jarinya Berusaha menutupi gejolak hati Fikiranku tak karuan Nadiku seakan berlari kencang Ya aku menutupi Agar seperti ini masih bisa ku rasakan Tanpa terbatas keadaan Walau bahagia hanya milikku seorang

Masa Itu

Ketika hujan kali ini Membawa semua kenangan terputar kembali Senyumnya dikala itu Didekat tiang sang saka Hanya sepintas dan lalu pergi Putih merah yang kupakai waktu itu Dengan topi tut wuri handayani Berdiri bangga membawa predikat 3 besar Iya, tidak hanya itu, dia juga melihatku Entak aku yang terlalu dini menyimpulkan Atau memang rasa ini yang sendirinya bicara Hanya hitungan bulan kau tak disini lagi Ketika bertubi ujian harus kau jalani demi asa Satu hari yang kuingat Aku   paksa diriku menghadap Aku tantang mata ini menatap Aku cari di setiap meja berlabel Dan kini ku tahu namamu

Tuhan Mengetahuinya

  Aku menyayanginya dan Tuhan tau itu Aku mencintainya dan semua pun tau Raga ini telah tumbuh dengan kasihnya Jiwa ini terjaga dalam setiap doanya Begitu besar angan dan harapnya Badai yang ingin ia terjang dari semua kemunafikan ini kapal yang selalu berusaha ia jaga agar tak retak dan tenggelam begitu saja Pergi melempar senyum pada keadaan yang tak pernah pasti Mencoba menutup mata dan mengunci rapat rapat telinga dari semua bisikan yang tak pernah ada benarnya Dia karang yang sudah terhempas ombak berpuluh puluh tahun Namun hingga kini tiada lubang satupun yang kutemui Karang yang indah tanpa harus semua tau Ombak pun mungkin tak mau tau Namun akankah seperti ini untuk selamanya? Tak ada kata sudah untuk waktu yang begitu lama Tidakkah kau dengar Tuhan... sedikit saja doa tulus darinya Dan buatlah ombak jangan menerjang terlalu keras